Rabu, 16 Mei 2012

TEORI PEMBANGUNAN

                                                        
Dosen pembimbing
Rodi wahyudi, m. sc

RESUME BUKU TEORI PEMBANGUNAN



 
DISUSUN OLEH:

            NAMA    : SAMSUL BAHRI.
 LOKAL   ANA, D III.
     
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2011




 
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas curahan karunianya
kami dapat meresume buku teori pembangunan, ini guna menunjang proses pembelajaran.
Dalam  resume ini kami membahas  tentang “ teori pembangunan”  semoga resume ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Penulis menyadari dalam resume ini tentu masih banyak  kekurangan  dan kekhilafan  dalam penyusunan maupun penulisan , oleh sebab itu penulis meminta kritik dan saran  mengenai resume  yang saya buat ini. Atas kritik dan saran  penulis mengucapkan terima kasih
Demikian resume ini kami buat , semoga resume  ini bermanfaat  bagi kita semua, terutama bagi  penulis  sendiri. Dan apabila mempunyai kritik dan saran, kami persilahkan demi membangun kesempurnaan resume ini dimasa yang akan datang.





Pekanbaru,  07 Nov  2011

Penulis






                                                                  BAB I
PEMBANGUNAN SEBAGAI STUDI INTERDISIPLINER

I.                   PEMBANGUNAN?
Di Indonesia, kata pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal. Secara umum kata ini diartikan  sebagai usaha untuk memajukan  kehidupan  masyarakat dan warganya. Kemajuan yang dimaksud terutama adalah kemajuan material. Maka, pembangunan sering diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh masyarakat dalam bidang ekonomi.

II.                MENGUKUR PEMBANGUNAN.

1.      Kekayaan Rata-rata

Pembangunan mula-mula dipakai dalam arti pertumbuhan ekonomi. Sebuah masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembagunan, bila pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Dengan demakian, yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau produktivitas Negara tersebut setiap tahun. Dalam bahasa teknis ekonominya, produktivitas ini diukur oleh produk Nasional Bruto (PNB atau Gross National Product, GNP) dan produk domestik bruto (PDB atau Gross Domestic Product, GDP).
PNB atau PDB mengukur  hasil  keseluruhan  dari sebuah  Negara, padahal besar Negara (dalam arti jumlah penduduk) untuk bisa memperbandingkan, dipakai untuk ukuran PNB/kapital atau PDB/kapita. Dengan itu dapat dilihat berapa produksi rata-rata setiap orang dari Negara yang bersangkutan.

Dengan adanya tolak ukur ini kita dapat membandingkan Negara yang satu terhadap Negara lainnya. Sebuah Negara yang mempunyai PNB/kapita/tahun sama dengan US $750 dianggap lebih berhasil pembangunannya dari pada Negara lain yang PNB/kapita/tahunnya adalah US $500. Dengan demikian, pembangunan disini diartikan sebagai jumlah kekayaan keseluruhan sebuah bangsa atau Negara.

2.      Pemerataan

Kekayaan keseluruhan yang dimiliki, atau yang diproduksi oleh sebuah bangsa, tidak berarti bahwa kekeyaan itu merata dimiliki oleh semua penduduknya. Sebagian kecil orang di dalam Negara tersebut memiliki kekayaan      yang berlimpah, sedangkan sebagian besar hidup dalam kemiskinan. Orang-orang kaya ini ibarat sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh samudra orang miskin yang sangat luas. Kalau kekayaan ini dirata-ratakan dalam PNB/kapita atau PDB/kapita , akan diporoleh nilai yang tinggi. Kemiskinan yang ada akan tertutup oleh adanya kekayaan yang luar biasa tersebut.

Pemerataan ini secara sederhana diukur dengan melihat berapa prosen dari PNB diraih oleh 40% penduduk termiskin, berapa prosen oleh 40% penduduk golongan menengah, dan berapa prosen oleh 20% penduduk terkaya. Kalau terjadi ketimpangan yang luar biasa, misalnya 20% penduduk terkaya meraih lebih dari 50% PNB, sedangkan sisanya dibagi diantara 80% penduduknya, ketimpangan antara orang-orang kaya dan miskin dianggap besar.
Dalam ilmu ekonomi, bila 40% penduduk termiskin menerima kurang dari 12%, ketimpangan yang ada dianggap mencolok. Kalau 40% penduduk termiskin menerima diantara 12% sampai 17%, ketimpangan dianggap sedang. Bila penerimaan golongan ini lebih dari 17%, ketimpangan dianggap lumayan kecil.
Cara lain untuk mengukur ketimpangan pembagian pendapatan masyarakat adalah dengan perhitungan Indeks Gini. Indeks ini diukur dalam angka antara 0 dan 1. Bila indeks gini sama dengan 1, maka terjadi ketimpangan maksimal. Bila 0 maka ketimpangan tidak ada. Jadi semakin kecil indeks Gini, semakin kecil ketimpangan pembagian pendapatan dalam masyarakat.
Indeks gini yang lebih besar dari 0,5 dianggap sebagai ukuran bagi kesenjangan pemerataan yang tinggi. Sedangkan indeks yang lebih kecil dari 0,4 dianggap sebagai ukuran bagi kesenjangan pemerataan yang kecil.
Bila pembangunan sebuah bangsa diukur dengan PNB/kapita dan tingkat ketimpangan pembagian pendapatannya, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih majumuk. Tidak saja kekayaan atau produktivitas bangsa tersebut semua yang dilihat, tetapi juga pemerataan kekayaan. Demikian juga tidak semua Negara yang masih rendah PNB/kapitanya menunjukkan ketimpangan yang tinggi dalam hal pemertaan.
Dengan demikian dapat dikatakan, bangsa atau Negara yang berhasil melakukan pembangunan adalah mereka yang disamping tinggi produktivitasnya, penduduknya juga makmur dan sejahtera secara relatif merata.

3.      Kualitas kehidupan

Salah satu cara lain untuk mengukur kesejahteraan penduduk sebuah Negara adalah dengan menggunakan tolak ukur PQLI (Physical Quality of life Indeks). Tolak ukur PQLI ini diperkenalkan oleh Moris yang mengukur tiga indikator, yakni: (1) Rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun. (2) Rata-rata jumlah kematian bayi,dan (3) Rata-rata prosentasi buta dan melek huruf.
            Bagi yang pertama, angka 100 diberi bila rata-rata harapan hidup mencapai 77 tahun, sedangkan angka 1 diberikan bila rata-rata harapan hidup 28 tahun. Yang kedua, angka 100 diberikan bila rata-rata angka kematian adalah 9 untuk setiap 1000 bayi, angka 1 bila rata-rata angka kematian adalah 229. Untuk indicator yang ketiga, angka 100 diberikan bila rata-rata prosentasi melek aksara mencapai 100%, angka 0 diberi bila tidak ada yang melek aksara di Negara tersebut. Disini tampak bahwa ada ketidak sesuaian antara prestasi pertumbuhan ekonomi dan tingkat kualitas kehidupan.

4.      Kerusakan lingkungan

Sebuah Negara yang tinggi produktivitasnya, dan merata pandapatannya, bias saja berada dalam sebuah proses untuk menjadi semakin miskin. Misalnya, karena pembangunan yang menghasilkan produktivitas yang tinggi itu tidak mempedulikan dampak terhadap lingkungannya. Lingkungannya semakin rusak. Sumber-sumber alamya semakin terkuras, sementara kecepatan bagi alam untuk melakukan rehabilitas lebih lambat dari pada kecepatan kerusakan sumber alam tersebut. Padahal sumber-sumber alam dan manusia itu adalah faktor utama yang menghasilkan pertumbuhan yang tinggi tersebut. Akibatnya pembangunan ini tidak bisa berkelanjutan, atau tidak sustainable.
Kriteria keberhasilan pembangunan yang paling baru, dimasukkan juga factor kerusakan lingkungan sebagai faktor yang menentukkan. Faktor-faktor baru sebagai tolak ukur terhadap keberhasilan pembangunan, seperti misalnya, kerusakan sumber daya alam, polusi yang terjadi akibat limbah industry dan sebagainya. Bila faktor-faktor ini diikut sertakan sebagai tolak ukur, daftar urut keberhasilan pembangunan dari Negara-negara yang ada didunia ini akan mengalami perubahan.


5.      Keadilan sosial dna kesenambungan

Faktor keadilan sosial dan faktor lingkungan saling berkaitan erat. Yang pertama, keadilan sosial, bukanlah factor yang yang dimasukkan atas dasar prtimbangan moral, yaitu, demi keadilan saja. Tetapi factor ini juga berkaitan dengan kelesatarian pembangunan. Dengan demikian masalah kerusakan alam yang dapat menganggu kesinambungan pembangunan, factor keadilan sosial juga merupakan semacam kerusakkan sosial yang bisa mengakibatkan dampak yang sama. kerusakan sosial ini antara lain dapat diukur oleh indeks Gini dan tingkat kualitas kehidupan fisik seperti yang dicerminkan oleh tolak ukur PQLI.

            Rumus pembangunan yang berhasil mempunyai unsur-unsur:
Pembangunan yang berhasil:
·         Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
·         Berkesinambungan:
a)      Tidak terjadi kerusakan sosial
b)      Tidak terjadi kerusakan alam.
Demikianlah, konsep pembangunan menjadi semakin kompleks, tidak hanya terbatas pada masalah pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga meliputi masalah sosial dan lingkungan.

III.             BEBERAPA CABANG ILMU EKONOMI

1.      Ekonomi Tradisional

Ilmu ekonomi membahas pembangunan dalam pengertian pertumbuhan material. Ekonomi berurusan dengan pengelolaan berbagai sumber daya, baik sumber daya material maupun sumber daya manusia, supaya dapat menyejahterakan masyarakat. Dikatakan oleh Todaro, ilmu ekonomi tradisional berurusan dengan sumber-sumber produktif langka supaya dapat digunakan secara efisien serta murah, dan supaya sumber-sumber produktif ini bisa dikembangkan sepanjang waktu , untuk menghasilkan barang dan jasa secara terus menerus. Ilmu ekonomi tradisional adalah aliran ekonomi klasik dan neo-klasik seperti pada umumnya diajarkan di universitas-universitas di amerika dan di inggris pada saat ini.
          Misalnya, pemerintah akan memberikan bantuan kepada sebuah usaha pertanian. Ada dua calon. Pertama, sebuah usaha pertanian yang dikelola oleh sebuah perusahaan swasta yang modern. Calon lain adalah sebuah desa pertanian yang terdiri dari keluarga petani. Irigasi masih herus dibuat, belum ada organisasi manajemen yang mempersatukan system produksi keluarga tersebut, apalagi mesin-mesin industry untuk mengelola hasil pascapanennya.

2.      Ekonomi Politik
Cabang ilmu ekonomi lain adalah ilmu ekonomi politik. Ekonomi politik lebih luas dari pada ilmu ekonomi tradisional. Yang mempelajari antara lain adalah proses-proses sosial dan intitusional dimana kelompok-kelompok elite ekonomi dan politik berusaha mempengaruhi keputusan untuk mengalokasikan sumber-sumber produktif langka untuk masa sekarang atau mendatang,baik untuk kepentingan kelompok maupun untuk kepentingan masyarakat luas. Ilmmu ekonomi politik membahas hubungan politik dan ekonomi, dengan tekanan pada peran kekuasaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

3.      Ekonomi pembangunan
Todaro membedakannya lagi dengan ilmu ekonomi pembangunan. Ekonomi pembangunan berurusan dengan mekanisme ekonomi, sosial dan instutisional,baik disektor pemerintahan maupun swasta, untuk menciptakan perbaikan yang luas dan cepat dalam taraf kehidupan masyarakat miskin yang kekurangan makan dan buta huruf di asia, afrika, dan amerika latin. Ekonomi pembangunan menekankan peran pemerintah dalam membuat perencanan ekonomi yang terkoordinir, yang didasarkan pada dukungan yang luas, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Semua ini merupakan unsur-unsur yang dipelajari dalam ekonomi pembangunan.


     Dalam ekonomi pembangunan, bukan saja peningkatan  produktivitas menjadi penting, tetapi juga, bahkan terutama, diindustri yang merata dari hasil-hasil produksi menjadi sangat penting. Untuk memperjelas kawasan studi ekonomi pembangunan, todaro mengajukan yang digumuli cababg ilmu ini.

IV.             PEMBANGUNAN: FAKTOR MANUSIANYA

Pembangunan meliputi unsur pokok. Pertama, masalah materi yang mau di hasilkan dan dibagi. Kedua, masalah manusia yang menjadi pengambilan inisiatif, yang menjadi manusia pembangunan.
Yang kurang dipersoalkan adalah bagaimana menciptakan kondisi lingkungan, baik lingkungan politik maupun lingkungan budaya, yang bisa mendorong lahirnya manusia kreatif. Dengan demikian, pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi dan distribusi barang -barang material. Tetapi pembangunan juga harus menciptakan kondisi-kondisi yang membuat manusai bisa mengembangkan kreativitasnya.
       Pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia. Manusia yang dibangun adalah manusia yang kreatif. Untuk kreatif, manusia tersebut harus merasa bahagia, merasa aman dan bebas dari rasa takut. Produktivitas dan distribusi hasil-hasil pembangunan yang digeluti oleh ilmu ekonomi hanya merupakan akibat dari pembangunan yang berhasil membangun manusia pembangun ini.





                                                      BAB II

TEORI MODERNISASI: PEMBANGUNAN SEBAGAI MASALAH INTERNAL

I.                   PEMBAGIAN KERJA SECARA INTERNASIONAL

Teori pembagian kerja secara internasional merupakan teori yang dianut. Teori-teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa setiap Negara harus melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keuntungan komparatif yang dimalikinya.
Karena adanya spesialisasi ini, terjadilah perdagangan internasional. Perdagangan ini saling menguntungkan kedua belah pihak. Negara-negara pertanian dapat membeli barang-barang industry secara lebih murah (dari pada memproduksinya sendiri), dan Negara-negara industry dapat membeli hasil-hasil pertanian secara lebih murah (dibandingkan memproduksinya sendiri).
      
     Teori pembagian kerja secara internasional, ini juga menyatakan bahwa perdagangan internasional akan menguntungkan semua pihak. Harga barang akan turun dan mencapai titik terendah bila terjadi perdangagan bebas. Kemajuan teknologi dinegara-negara industry akan mengakibatkan produksi jadi berlimpah dan murah. Karena itu, harga barang industri akan turun, dan ini akan menguntungkan Negara-negara pertanian.
Pada akhirnya, seperti yang dikatakan oleh todaro, pembangunan yang didasarkan pada kemandirian diri sendiri melalui isolasi sebagian atau keseluruhan, dianggap sebagai pembangunan yang secara ekonomis kurang baik dibandingkan dengan pembangunan yang mengikut sertakan diri kedalam perdagangan internasional yang bebas dan tidak terbatas.

II.                TEORI MODERNISASI

Teori keuntungan komparatif yang dimiliki oleh setiap Negara, mengakibatkan terjadinya spesialisasi produksi pada tiap-tiap Negara sesuai dengan keuntungan komparatif yang mereka memiliki. Didunia ini terdapat dua kelompok Negara: (1) Negara yang memproduksi hasil pertanian, dan (2) Negara yang memproduksi barang industry. Antara kudua kelompok Negara ini terjadi hubungan dagang, dan keduanya, menurut teori di atas, saling di untungkan.
        Pertama, teori-teori yang menjelaskan bahwa kemiskinan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor internal atau faktor-faktor yang terdapat didalam Negara yang bersangkutan.
Kedua, teori-teori yang lebih banyank mempersoalkan faktor-faktor eksternal sebagai penyebab terjadinya kemiskinan dinegara-negara tertentu. Kemiskinan dilihat terutama sebagai akibat dari bekerjanya kekuatan-kekuatan luar yang meyebabkan Negara yang bersangkutan gagal melakuka pembangunanya.

1.      Teori Harrod-domar: tabungan dan investasi.
Teori ini masih dipakai sampai sekarang meskipun sudah dikembangkan secara lebih canggih, adalah teori dari Eevsey Domar dan Roy Harrod. Kedua para ahli inin membuat kesimpulan yakni: bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi. Kalau tabungan rendah dan investasi rendah, pertubuhan ekonomi disebuah Negara akan rendah.
Rumus masalah ini didasarkan pada asumsi bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi modal. Masalah keterbelakangan adalah masalah kekurangan modal. Kalau ada modal, dan modal itu diinvestasikan, hasilnya adalah pembangunan ekonomi. Seperti yang dikatakan oleh Blomstrom dan Hettne.

2.      Max weber: Etika protestan
Teori weber mempersoalkan masalah manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya disekitarnya, khususnya nilai-nilai agama. Max weber adalah sosiolog jerman yang dianggap sebagai bapak sosiolog modern. Salah satu topik yang penting bagi masalah pembangunan yang dibahas oleh max weber adalah tentang peran agama sebagai faktor yang menyebabkan munculnya kepitalisme di eropa barat dan di amerika serikat.
Setelah melakukan analisis, weber mencapai kesimpulan bahwa salah satu penyebab utamanya adalah apa yang disebut sebagai Etika Protestan. Etika Protestan inilah yang menjadi faktor utama bagi munculnya kapitalisme di eropa. Cavitalisme kemudian menyebar ke amerika serikat, dan disana berkembang kapitalisme yang sukses. Studi weber ini merupakan salah satu studi pertama yang meneliti hubungan antara agama dan pertumbuhan ekonomi.

3.      David McClelland: Dorongan berprestasi atau n-Ach
McClelland adalah seorang psikolog sosial dia tertarik tentang pembangunan ekonomi karena kemiskinan dan keterbelakangan masalah masyarakat.
McClelland mengatakan bahwa kalau dalam masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertubuhan ekonomi yang tinggi. Konsep n-Ach sebenarnya hanya bentuk lain dari konsep weber tentang Etika Protestan.

4.      W.W. Rostow: Lima Tahap Pembangunan
Rostow adalah seorang ahli ekonomi. Tetapi, perhatiannya tidak terbatas pada masalah ekonomi dalam arti sempit. Perhatiannya meluas sampai pada masalah sosiologi dalam proses pembangunan, meskipun titik berat analisisnya masih tetap pada masalah ekonomi.
Bagi Rostow pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam masalah sebuahgaris lurus, yakni dari masalah yang terbelakang kemasyarakat yang maju. Variasi yang ada bukanlah merupakan perubahan yang mendasar dari proses ini, melainkan hanya berlangsung di permukaan saja. Rostow membagi tentang pembangunan menjadi lima tahap:
a.       Masyarakat tradisional
b.      Prakondisi untuk lepas landas
c.       Lepas landas
d.      bergerak kedewasan
e.       jaman konsumsi masal yang tinggi
Rosrow juga menyebutkan dua kondisi sosial: (1) adanya elite baru dalam masyarakat yang merasa diingkari haknya oleh masyarakat masyarakat tradisional dimana dia hidup, untuk mendapatkan prestise dan mencapai kekuasaan melalui cara-cara konvensional yang ada, (2) masyarakat tradisional yang ada cukup fleksibel, (atau lemah) untik memperbolehkan warganya mencari kekayaan sebagai jalan untuk menaikkan statusnya dalam masyarakat. dalam membahas masalah lepas landas , rostow membicarakan tentang aspek-aspek non-ekonomi ini. lepas landas harus memenuhi semua dari ketiga kondisi yang saling berkaitan ini yakni:
a)      meningkatkan investasi di sector produktif dari  5% menjadi 10% dari pendapatan nasional.
b)      tumbuhnya satu atau lebih sector industry manufaktur  yang penting, dengan tingkat  pertumbuhan yang tinggi;
c)      adanya atau munculnya secara cepat lembaga-lembaga politik dan sosial yang bisa memanfaatkan berbagai dorongan gerak ekspansi dari sector ekonomi modern dan akibat yang mungkin terjadi dengan adanya kekuatan-kekuatan ekonomi dari luar sebagai hasil dari lepas landas; di samping itu lembaga-lembaga ini kemudian bisa membuat pertumbuhan menjadi sebuah proses yang berkesenambungan.
Kondisi ketiga merupakan kondisi non-ekonomi yang penting. tetapi Rostow  memang masih mengutamakan peran ekonomi dari lembaga-lembaga tersebut.
5.      Bert F. Hoselitz: Faktor-Faktor Non-ekonomi
Hoselitz membahas factor-faktor non-ekonomi yang ditinggalkan oleh Rostow, dalam karyanya yang terkenal. factor non-ekonomi yang di sebut olek Hoselitz sebagai factor kondisi lingkungan, yang dianggap penting dalam proses pembangunan. selanjut nya, Hoselitz menamakan perubahan kelembagaan yang akan mendukung proses lepas landas ini sebagai hadiah dari masa lampau. Hoselitz menekankan bahwa sering kali orang menunjukkan masalah terutama pembangunan adalah kekurangan modal, adanya keterampilan kerja tertentu, dan termasuk tenaga wiraswsta yang tangguh. bagi Hoselitz  pembangunan membutuhkan pemasokan dari beberapa unsur-unsur:
a.       pemasokan modal besar dan perbankkan
b.      pemasokan tenaga ahli dan terampil

6.      Alex Inkeles dan David H. Smith: Manusia Modern
Mereka membicarakan tentang pentingnya factor manusia sebagai komponen penting penopang pembangunan. pembangunan bukan sekedar perkara pemasokan modal dan teknologi saja.tetapi dibutuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material tersebut supaya menjadi produktif.
ciri-ciri dari manusia modern yang produktif antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut: kebutuhan terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi kemasa sekarang dan masa depan, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai dan bukan sebaliknya, dan sebagainya.

                                    BAB III

TEORI KETERGANTUNGAN (1): PARA PENDAHULUNYA

Pada bagian ini membahas teori-teoi yang merupakan pendahuluan bagi munculnya teori ketergantungan. teori ketergantungan memakai pendekatan struktural. karena itu, teori ini dapat digolongkan ke dalam kelompok teori Struktural.

I.                   SERBA SEDIKIT TENTANG TEORI STRUKTURAL
Teori struktural sebenarnya merupakan teori-teori yang memakai pendekatan sruktural.
teori struktural sendiri memang berpangkal pada filsafat naturalisme yang dikembangkan oleh Karl Max. tetapi, diuraikan diatas, teori ketergantungan menambah tesis Max yang menyatakan bahwa kapitalisme akan menjadi cara produksi tunggal, dan menciptakan proses maupun struktural masyarakat yang sama di semua Negara yang ada di dunia ini.

1.      Raul Prebisch: Industri Substitusi Impor
Raul prebisch adalah seorang ahli ekonomi Liberal, yang menjadi sekretaris eksekutif sebuah lembaga PBB yang didirikan pada tahun 1948 di Santiago de Chile. Prebisch adalah presiden direktur Bank sentra Argentina. pada tahun 1950 perhatian Prebisch tertuju pada persoalan yang di uraikan di atas: mengapa Negara-negara yang melakukan spesialisasi di bidang industry menjadi Negara-negara kaya, sedangkan mereka yang memilih bidang pertanian tetap saja miskin.
 Prebisch menunjukan pada penurunan nilai tukar dari komoditif pertanian terhadap komoditi barang industry. barang-barang industry menjadi semakin mahal di bandingkan dengan barang-barang hasil pertanian. gejala yang jelaskan pertama: karena permintaan untuk barang-barang pertanian tidak elastic. disini berlaku apa yang disebut sebagai Hukum Engels, yang menyatakan bahwa pendapatan yang meningkat menyebabkan prosentasi konsumsi makanan terhadap pendaptan jusruh menurun. kedua: Negara-negara industry sering melakukan proteksi terhadap hasil pertanian mereka sendiri, sehingga sulit bagi Negara pertanian untuk mengekpornya kesana. nin memperkecil jumlah ekspor Negara pinggiran ke Negara pusat. ketiga: kebutuhan akan bahan mentah  bisa dikurangi sebagai akibat dari adanya penemuan-penemuan teknologi baru yang bisa membuat bahan-bahan mentah sintesis. hal ini memperkecil jumlah ekpor dari Negara-negara pinggiran ke Negara pusat.
Prebisch juga merupakan orang pertama yang mencetuskan istilah Negara pusat untuk Negara-negara industry maju, Negara pinggiran untuk Negara-negara pertanian yang belakang. istilah ini kemudian menjadi istilah kunci yang sering dipakai oleh para penganut teori ketergantungan.


2.      Perdebatan tentang Imperialism dan Kolonialisme
Ada tiga kelompok teori tentang imperialisme dan kolonialisme yakni:
a)      kelompok teori yang menekankan pada idealisme manusia dan keinginannya untuk menyebarkan ajaran tuhan, untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
b)      kelompok teori yang menekankan kehausan manusia terhadap kekuasaan, untuk kebesaran pribadi maupun kebesarab masyarakat dan kebesaran Negaranya.
c)      kelompok teori yang menekankan pada keselarasan manusia, yang selalu berusaha mencari tambaahan kekayaan, yang dikuasai oleh kepentingan ekonomi.
Ketiga kelompok ini dirumuskan sebagai kelompok-kelompok teori God. pembahasan tentang teori kelompok-kelompok ini:
a.       Teori God adalah teori yang menyatakan bahwa motivasi utama dari orang-orang eropa untik mengurangi samudra dan bertualang di Negara-negara lain adalah untuk menyelamatkan agama.
b.  Teori Glory menjelaskan bahwa dorongan utama dari implerialisme dan kolonialisme bukan kepentingan agama atau ekonomi, melainkan kehausan akan kekuasaan.
c. Teori Gold menjelaskan implerialisme dan kolonialisme melali motivasi keuntungan ekonomi.

3.      Paul Baran: Sentuhan yang mematikan dan Kretinisme
Paul baran adalah seorang pemikir Marxis yang menolak pandangan Marx tentang pembangunan di Negara-negara dunia ketiga.
Baran menyatakan bahwa perkembangan kapitalisme di Negara-negara pinggiran berbeda dengan perkembangan kapitalisme di Negara-negara pusat.dinegara-negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme. orang yang dihinggapi penyakit kerdil dan tidak bisa besar.
menurut Baran kapitalisme di Negara-negara pusat bisa nerkembang karena adanya persyaratan:
a.       meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masyarakat petani dari padesaan.
b.   meningkatnya produksi komoditi dan terjadinya pembagian kerja mengakibatkan sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.
c.       mengumpulnya harta ditangan para pedagang dan tuan tana


                                    BAB IV

TEORI KETERGANTUNGAN (2): INTI PEMIKIRANNYA

Teori ketergantungan sendiri kemudian menentang pendapat kaum Marxis klasik yang beranggapan bahwa (1) Negara-negara pinggiran yang prakapitalis merupakan Negara-negara yang tidak dinamis, yang memakai cara produksi asia yang berlainan dengan cara produksi feudal di eropa yang menghasilkan kapitalisme, dan (2) Negara-negara pinggiran ini, setelah disentuh oleh kapitalis maju, akan bangun dan berkembang mengikuti jejak Negara-negara kapitalis maju.
Theotonio Dos Santos member devinisi tentang teori ketergantungan:
Yang dimaksud dengan teori ketergantungan adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi Negara-negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi Negara-negara lain, dimana Negara-negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja. hubungan saling bergantung antara dua sistem-sistem ekonomi ini dengan perdagangan dunia, menjadi hubungan ketergantungan bila ekonomi beberapa Negara (dominan) bisa berekspansi dan bisa berdiri sendiri, sedangkan ekonomi Negara-negara lainnya (yang tergantung) mengalami perubahan hanya sebagai akibat dari ekspresi tersebut, baik positif maupun negatif.

I.                   TEORI KETERGANTUNGAN KLASIK

a.      Andre Gunder Frank: Pembangunan keterbelakangan
Frank adalah seorang ekonomi Amerika yang kemudian bekerja pada Economic Commission for Latin Amerika bersama Raul Prebisch.
keterbelakangan adalah sebuah proses ekonomi, politik sosial yang terjadi sebagai akibat globalisasi dari system kapitalisme. keterbelakangan di Negara-negaa pinggiran yang di katakan oleh Frank disebut sebagai (Negara satelit) adalah akibat langsung dari terjadinya pembangunan di Negara-negara pusat (Negara-negara metropolis).
Pada teori Frank jelas ada tiga komponen utama:
a.       Modal asing
b.      Pemerintah lokal di negara-negara satelit
c.       Kaum berjuasinya

ciri-ciri dari perkembangan dari kapitalisme satelit adalah:
a.       kehidupan ekonomi yang tergantung
b.      terjadinya kerja sama antara modal asing dengan klas-klas yang berkuasa di Negara-negara satelit, yakni para penjabat pemeritah, klas tuan tanah dan klas pedagang, dan
c.       terjadinya ketimpangan antara yang kaya (klas yang dominan yang melakukan ekploitasi) dan yang miskin (rakyat jelata yang dieksplotir) di Negara-negara satelit.

b.      Theotonio Dos Santos: Membatah Frank
Dos Santos adalah orang yang memberi definisi ketergantungan, dia menyatakan bahwa Negara-negara pinggiran atau satelit bisa jiga berkembang, meskipun perkembangan ini merupakan perkembangan yang tergantung, perkembangan ikutan. implus dan dinamika perkembangan ini tidak datang dari Negara-negara satelit, tetapi dari Negara induknya. Frank dan Dos Santos adalah  tokoh yang sama mengemukakan tentang ketergantungan namun tetap berbeda pendapat dalam beberapa hal.
Dos Santos membedakan tiga bentuk ketergantungan yakni:
a.       ketergantungan Kolonial
kegiatan ekonomi utama adalah perdagangan ekspor dari hasil bumi yang dibutuhkan oleh Negara penjajag.
b.      ketergantungan finansial-industrial.
Negara pusat penanam modalnya, baik langsung atau melalui kerjasa dengan pengusaha lokal untuk menghasilkan bahan baku ini.
c.       ketergantungan teknilogi-industrial
kegiatan ekonomi di Negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk keperluan industry di Negara pusat.
Ada tiga hambatan yang di bahas oleh Dos Santos:
1.   Negara-negara pinggiran yang mau melakukan industrialisasi membutuhkan valuta asing untuk mengimpor teknologi.
2.      Neraca perdagangan internisional Negara-negara pinggiran terus mengalami defisit, karena:
a.       Nilai tukar yang terus menurun dari komoditi primer terhadap industri, sebagai akibat harga barang-barang industry yang terus meningkat.
b.   Di Negara-negara pinggiran, sektor ekonomi yang paling dinamis biasanya dikuasai oleh modal asing.
c.      oleh karena itu, pinjaman luar negeri menjadi tinggi.
3.      Adanya monopoli teknologi dari Negara-negara pusat membuat Negara-negara pinggiran harus  membayar sewa billa mau meminjam teknologi tersebut.



II.                MEMBANTAH TEORI KETERGANTUNGAN: INDUSTRIALISASI DI NEGARA PINGGIRAN
                      
                       Teori ketergantungan adalah tentang kemungkinan pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi di Negara-negara pinggiran. kritik ini sebenarnya diarahkan kepada Paul Baran dan Andre Gunder Frank yang menyatakan bahwa proses industrialisasi akan dihambat karena elite yang dominan di Negara pinggiran yakni kelompok tuan tanah dan para pedagang serta Negara yang dikuasai oleh kelompok tuan tanah, akan lebih diuntungkan bila barang-barang industry diperoleh melalui impor dan luar negeri.

                       Pengalaman empiris menunjukan bahwa prospek bagi pembangunan kapitalis yang berhasil(artinya industrialisasi) pada sejumlah besar Negara-negara berkembang yang utama, tampaknya cukup baik, bahwa kemajuan yang berarti dari industrialisasi kapitalis memang telah tercapai, bahwa priode setelgah perang Dunia II ditandai dengan perkembangan yang berhasil dari kapitalisme di Dunia ketiga (terutama dalam industrialisasi)…. bahwa kebijakan Negara-negara imprelialis dan dampaknya terhadap dunia ketiga dalam kenyataannya mendorong proses industrialisasi, bahwa ikatan ketergantungan… menjadi semakin kendor… semua ini tidak berarti bahwa imperlialisme sudah hilang. imperlialisme memang masih ada sebagai sebuah system ketimpangan, dominasi dan eksloitasi. yang mau di katakan di sini adalah tidak bisa di sangkai bahwa perubahan-perubahan telah terjadi.
                      
                       Dengan demikian lahirlah apa yang disebut oleh Evans sebagai Aliansi Tripel, yakni kerjasama antara: (1) modal asing, (2) pemerintah di Negara pinggiran yang bersangkutan, dan (3) berjuasi lokal. Tujuan kerjasama tersebut terutama adalah untuk mendapatkan legitimasi politik, supaya pemerintah tersebut dapat diterima sebagai Negara nasional yang memperjuangkan kepentingan bangsa.

nosionalisme memberikan basis ideology bagi terselenggaranya akumulasi modal di Negara tersebut, dank arena itu sangat berguna untuk berargumentasi melawan perusahaan-perusahaan multinasional. nasionalisme memberikan legitimasi bagi birokrat pemerintah untuk menjalankan perannya di mata borjuasi lokal. Nasionalisme juga merupakan satu-satunya basis dimana pemerintah dapat menyatakan kepada rakyat banyak bahwa mereka sedang menjalankan pembangunan nasional, yang hasilnya nanti akan dinikmati oleh segala lapisan masyarakat.

Demikian Evans memberikan ciri-ciri dari apa yang disebutnya sebagai pembangunan dalam ketergantungan, lengkap denagan analisis tentang aliansi tripelnya.
Kalau ketergantungan klasik dihubungkan dengan Negara yang lemah, pembangunan dalam ketergantungan di hubungkan dengan Negara yang kuat. bahkan konsolidasi Negara hingga  menjadi kuat dapat dikatakan menjadi prasyarat bagi terjadinya tahap pembangunan dalam ketergantunagan.

III.             TEORI KETERGANTUNGAN: KRITIK DAN POLEMIK SELANJUTNYA

1.      Kritik Packenham
Mila-mula menyebutkan kekuatan dari Teori Ketergantungan. Dia mencatat:
1.   teori ketergantungan menekankan aspek internasional dari pembangunan nasional di Negara-negara Amerika latin. Aspek ini kurang di perhatikan pada teori-teori yang ada sebelumnya.
2.   Teori ketergantungan mempersoalkan akibat dari politik luar negeri Negara-negara industry terhadap Negara-negara pinggiran (dalam hal ini di Negara-negara Amerika latin). pendekatan yang kedua ini kurang bisa melihat dinamika yang ada di Negara-negara berkembang.
3.  Teori ketergantungan membahas proses internal dari perubahan di Negara-negara pinggiran dengan mengaitkannya pada politik luar negeri negara-negara maju.
4.    Teori ketergantungan menekankan kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan-perusahaan multinasional, disamping kegiatan pada publik seperti bantuan luar negeri dan diplomasi politik.
5.    Teori ketergantungan membahas hubungan antar-klas yang ada didalam negeri maupun hubungan klas antar-negara dalam konteks internasional.
6.   Teori ketergantungan memberikan kritik yang baik terhadap definisi yang ada tentang pembangunan ekonomi. teori ketergantungan mempersoalkan bagaimana kekayaan nasional ini dibagikan di antara klas-klas sosial, antar-daerah, dan antar-negara.
Kemudian Packenham, dalam sisa tulisannya, membahas kelemahan dari teori ketergantungan:
1.      Teori ketergantungan hanya menyalahkan kapitalisme sebagai penyebab ketergantungan, tanpa mempersoalkan perbadaan-perbadaan kekayaan dan kekuasaan pada system ekonomi yang lain.
2.      Konsep-konsep inti, termasuk konsep ketergantungan ini sendiri, kurang didefinisikan secara jelas.
3.      Ketergantungan didefinisikan sebagai konsep dikotomi. padahal, semua Negara tidak ada yang sepenuhnya tergantung, juga tidak sepenuhnya otonom.
4.      Sedikit sekali dibicarakan tentang proses yang memungkinkan sebuah Negara bisa lepas dari ketergantungannya. Frank menyebutkan sebuah revolusi sosialis. Helio Jaguaribe menyebut dua cara: (a) melalui reformasi, yakni melalui kebijakan pembangunan yang nasionalis yang merupakan kombinasi antara kapitalisme nasional dan kapitalisme Negara. (b) melalui jalan revolusi.
5.      Ketergantungan selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif, meskipun dalam situasi tertentu sebenarnya dapat berakibat positif.
6.      Otonomi selalu dianggap baik, padahal tidak demikian halnya. Seperti juga ketergantungan tidak selalu buruk, begitu juga otonomi tidak selalu baik.
7.      Teori ketergantungan kurang membahas aspek psikologis dari ketergantungan.
8.      Teori ketergantungan agak menyepelekan kekuatan dari nasionalisme di Amerika Latin, meskipun secara normatif teori ini member nilai yang tinggi terhadap nasionalisme.
9.      Teori ketergantungan sangat menekankankonsep kepentingan kelompok, klas dan Negara, seakan-akan konsep-konsep ini merupakan sesuatu yang jelas dan objektif.
10.  Teori ketergantungan seringkali terlalu jauh beraggapan bahwa ada kepentingan yang bebeda antara Negara-negara pusat dan Negara-negara pinggiran.
11.  Teori ketergantungan, karena ketidak jelasan konsepnya, tidak bisa diuji kebenarannya.
12.  Teori ketergantungan terlalu meremehkan kebebasan bertindak dari pada actor politik di Negara-negara yang di kaji.
13.  akibat-akibat dari ketergantungan kurang dikaji secara rinci dan tajam.

2.      Penelitian Chase-Dunn
Dia menguraikan tentang mekanisme investasi asing dan ketergantungan pada utang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang negative.
a.      Akibat investasi asing, sumber-sumber alam di Negara pinggiran jadi habis. laba dari invetasi diangkut ke luar negeri. Negara-negara pinggiran kehilangan sumber bagi pembangunan.
b.      Produksi yang berorientasi ke luar negeri dan masuknya perusahaan-perusahaan multinasional mengubah struktur ekonomi Negara pinggiran.
c. Hubungan antara elite di Negara pusat dan pinggiran mencegah terjadinya pembangunan nasional, karena ini akan merugikan kepentingan mereka.
Investasi modal asing bisa juga berakibat positif bagi pertumbuhan ekonomi Negara pinggiran:
a.   Modal asing langsung memproduksikan barang dan menimbulkan permintaan bagi barang-barang lain yang diperlukan bagi produksi tersebut.
b.  Utang luar negeri membiayai pembangunan sarana-sarana yang dibutuhkan untuk pembangunan.
c. Terjadi transfer teknologi, perbaikan kebiasaan kerja, modernisasi organisasi pembangunan, dan sebagainya berguna bagi pembangunan.

3.      Komentar kardoso
    Cardoso menguraikan lahirnya diskusi tentang lahirnya masalah ketergantungan dibeberapa Negara Amerika Latin. yang  dipersoalkan pada waktu itu adalah bagaimana mengerti proses historis terjadinya keterbelakangan di Negara-negara tersebut. mereka ingin mengerti apa yang terjadi dengan struktur sosial politik dan sosial ekonomi di Negara-negara pinggiran, yang memproduksikan keterbelakanga, setelah disentuh oleh Negara-negara kapitalis maju.
Yang dibahas diatas merupakan topik, kritik dan polemik dari beberapa penganut dan penentang teori ketergantungan. pembahasannya serba singkat. masih banyak persoalan serba nuansa teorin ketergantungan yang belum sempat dibacarakan.

  Sekarang akan dicoba disimpulkan beberapa topik utama yang menjadi inti teori ketergantungan. inti ini sudah dibicarakan dalam pembahasan diatas, baik dalam bentuk uraian yang agak panjang ataupun hanya disinggung saja. Fungsi dari kesimpulan ini, di samping untuk mengingatkan dan menyatukan masalah yang sudah dibahas, juga memberi tekanan dan pembahasan lebih lanjut pada masalah-masalah yang baru disinggung, atau belum dibahas pada uraian di atas.
Ada 6 pokok-pokok pembahasan menurut Blomstrom dan Hetten yang menjadi inti pembahasan teori ketergantingan yakni:

1.      Pendekatan  keseluruhan melawan pendekatan kasus.
       Gejala ketergantungan dianalisis dengan pendekatan keseluruhannya yang memberi tekanan pada system dunia. ketergantungan adalah akibat proses kapitalisme global, di mana Negara-negara pinggiran kebagian peran sebagai pelengkap penyerta saja. keseluruhan dinamika dan mekanisme dunialah yang menjadi perhatian pendekatan ini. kasus Negara-negara yang ada hanya merupakan bagian dari keseluruhan dinamika ini, yang tidak banyak menentukan. Andre Gunder Frank, misalnya, merupakan wakil dari pendektan ini.
Pendekatan lain lebih mengutamakan analisis pada arah kasus negara-negara yang tergantung. jadi pada aspek unsure atau komponen dari lkeseluruhan ini. misalnya, Cardoso yang menentukan bahwa analisis ketergantungan empiris lebih memperhatikan proses-proses yang terjadi di Negara yang tergantung, dari pada teori-teori umum yang bersifat makro.

2.       Faktor Eksternal melawan Internal
    Persoalannya, factor apa yang paling menentukan dalam proses pembangunan di Negara-negara pinggiran, factor eksternal atau internal?
Sebagai pengikut teori ketergantungan beranggapan bahwa faktor eksternallah yang lebih penting. tentu saja, ini tidak berarti factor internal tisak berperan. tetapi factor eksternal lebih ditekankan, seperti misalnya pada tulisan-tulisan Frank. Dos Santos secara lebih lunak berbicara tentang factor ekternal yang mempengaruhi proses pembangunan di Negara-negara pinggiran, bukanmenentukan. memang dia tidak merinci secara jelas perbedaan kedua istilah ini. tetapi kelas dia menentukan pentingnya pengaruh dari luar, meskipun tidak mutlak menentukan. Artinya, factor-faktor unternal pun berperan.
Kelompok kedua penganut teori ketergantungan lebih menekankan factor internal. Cardos dan Faletto menekankan factor internal ini. Reaksi dari tiap-tiap Negara terhadap pengaruh factor eksternal berbeda-beda, tergantung dari perbedaan aliansi klas yang ada di dalam negeri masing-masing Negara tersebut. Augustin Cueva, seperti dikutip oleh Blomstrom dan Hetten bahkan menyatakan: bukankah kondisi yang ada di dalam negeri sendiri yang menentukan hubungan kita dengan kapitalisme dunia? Ini jelas menunjukkan bahwa factor internal menjadi sangat penting dalam menentukan analisis tentang gejala ketergantungan.


3.      Analisis Ekonomi melawan Analisis Sosiopolitik
    Pencetus teori ketergantunagan, dan pemikir-pemikir sesudahnya, kebanyakan adalah para ekonomi. Raul Prebisch sendiri memulainya dengan memakai analisis ekonomi., dan penyelesaian yang ditawarkannya juga bersifat agak murni ekonomi. Andre Gunder Frank juga seorang ekonomi meskipun analisisnya banyak memakai disiplin ilmu sosial lainnya, terutama sosiologi dan politik. dengan demikian, teori ketergantungan dimulai sebagai masalah ekonomi, dan baru kemudian berkembang menjadi analisis sosial politik., dimana analisis ekonomi merupakan bagian dari pendekatan yang multi dan interdisipliner ini.
sosiopolitik terutama menekankan pembahasan tentang analisis klas, kelompok-kelompok sosial, dan peran pemerintah di Negara-negara pinggiran. Cardoso dan Faleto banyak membahas stuktur sosial yang ada di Negara pinggiran, serta proses pengambilan keputusan oleh Negara.

4.      Kontradiksi sektoral/regional melawan kontradiksi klas
    salah satu kelompok penganut teori ketergantungan sangat menekankan analisis tentang hubungan Negara-negara pinggiran. ini merupakan analisis yang memakai kontradiksi regional. sekali lagi, Frank dapat dianggap sebagai tokoh untuk kelompok ini. hubungan antar-negara dalam system ekonomi kapitalisme global menjadi perhatian utama.
sedangkan kelompok lainnya lebih menekankan analisis klas, seperti misalnya Cardoso, meskipun perlu dicatat bahwa Cardoso selalu mengingatkan bahwa klas yang ada di Negara-negara pinggiran berbeda dengan klas di Negara-negara pusat. analisis Cardoso memang selalu meletakkan permasalahan dalam konteks dimana masalah mengejala.

5.      Keterbelakangan melawan pembangunan
    Teori ketergantungan sering disamakan dengan toeri tentang keterbelakangan dunia ketiga. ketergantungan selalu berarti keterbelakangan, seperti yang dinyatakan oleh Frank.
para pemikir teori ketergantungan yang belakangan, meragukan tesis ini. Dos Sandos, Cardoso, Evans dan banyak lagi yang lain menyatakan bahwa ketergantunagan tidak selalu berarti keterbelakangan. yang perlu dijelaskan adalah sebab, sifat dan keterbatasan dari pembangunan yang terjadi dalam konteks ketergantungan. Cardoso kemudian mengembangkan konsep association dependent delopment sedangkan Evans mengemukakan istilah dependent delopment.

6.      Voluntarisme melawan Determinisme

          penganut Marxis klasik melihat perkembangan sejarah sebagai sesutau yang deterministik. masyarakat misalnya, pasti akan berkembang sesuai dengan harapannya: dari feodalisme ke kaputalisme, dan baru kemudian sampai pada sosialisme. karena itu, ketika teori ketergantungan berkembang di Amerika latin, banyak pemikir Marxis beranggapan bahwa mereka harus menciptakan kapitalisme dulu, (karena mereka beranggapan bahwa masyarakat Amerika latin masihfoedal), sebelum mengubahnya menjadi Negara sosialis.
Penganut noe-Marxis seperti Frank kemudian mengubahnya melalui teori ketergantungan. 

      menurut dia, masyarakat amerika latin bukan foedal, melainkan sudah kapitalistik. tetapi, berdeda dengan kaputalisme di Negara-negara pusat, nasib kapitalisme di Negara-negara pinggiran adalah keterbelakangan. karena itu, perlu di ubah menjadi Negara sosialis melaluyi sebuah revolusi. kita tidak bisa menunggu sampai Negara-negara pinggiran ini mengembangkan kapitalisme sendiri seperti di eropa, karena hal ini tidak akan terjadi. dalam hal ini, Frank menjadi penganut teori voluntiaristik. demikian juga para penganut teori ketergantungan yang lain, yang menolak teori tahapan yang ministik dari para penganut teori Marxis klasik.


                                                            BAB V

TEORI PASCA-KETERGANTUNGAN: PERKEMBANGAN BARU
         
    Apa hubungan antara teori system dunia ini dengan teori ketergantungan? Pertama, terjadi persamaan yang dekat antara teori ini dengan teori ketergantungan Andre Gunder Frank, keduanya melihat Negara tidak bisa analisis secara mandiri, terpisah dari totalitas system dunia. tetapi berbeda dengan Frank yang melihat hubungan antara Negara pinggiran dan Negara pusat sebagai hubungan yang selalu merugikan Negara yang  pertama, Wallerstein tidak sepesimis itu. bagi Wallerstein, dinamika sistem dunia, yakni kapitalisme global, selalu memberikan peluang bagi Negara-negara yang ada untuk naik atau turun kelas. system dunia yang dulu memberikan keunggulan pada Negara-negara yang bisa menghasilkan komoditi primer, pada saat lain keunggulan ini beralih kepada Negara-negara yang mengembangkan industrinya. system dunia ini juga yang kemudian member kesempatan kepada Negara-negara pinggiran yang sudah relatif siap untuk mengambil alih kesempatan untuk melakukan produksi barang-barang industry yang sederhana, pada saat produksi barang-barang ini suudah tidak menguntungkan lagi di Negara-negara pusat, karena upah buruh yang meningkat.

   Kritik yang diberikan kepada teori system dunia dari Wallerstein adalah perhatiannya yang kurang terhadap struktur internal dari Negara-negara yang ada. dinamika utama diberikan kepada faktor eksternal. kalau pada teori ketergantungan, factor eksternal ini Negara-negara pusat yang lebih kuat, pada teori system dunia factor eksternal ini adalah system dunia yang merupakan hasil interaksi dari Negara-negara yang ada.
Dengan demikian, teori system dunia berlainan dengan teori artikulasi, yang lebih mementingkan analisis pada kondisi internal yang ada didalam negeri Negara-negara yang diteliti tetapi, tentu saja tidak berarti bahwa teori sistem dunia tidak memperhatikan faktor-faktor internal, dan teori Artiktulasi tidak tidak memperhatikan faktor eksternal. Keduanya hanya berbeda pada tekanan yang diberikan pada faktor-faktor tersebut.

   Teori artikulasi dan teori system dunia merupakan dua teori baru dalam kelompok teori-teori pembangunan yang mencoba memecahkan masalah-masalah yang terdapat pada teori ketergantungan. tidak terlalu salah bila dikatakan bahwa teori artikulasi merupakan pengembangan dari “teori” yang dikembangkan oleh Fernando Hendrique Cardoso, sedangkan teori system dunia dari teori ketergantungan Andre Gunder Frank. Tetapi, sambil memecahkan persoalan-persoalan yang ada, teori-teori baru ini juga menciptakan persoalan-persoalan baru.
Tampaknya, memang begitulah perkembangan dunia ilmu: penyempurnaan melahirkan lagi tantangan baru.


                                                                        BAB VI
                                                                      PENUTUP


MENCARI MODEL PEMBANGUNAN BARU

1.      PEMBANGUNAN DALAM KRISIS

Secara umum akan kita jumpai tiga kawasan. Pertama, kawasan Negara-negara yang melaksanakan pembangunannya denagan  system kapitalisme berkombinasi dengan pelaksanan system luar welfare state. Negara-negara ini adalah Negara-negara industry yang maju, yang pamernya sedang naik sekarang. Kedua, kawasan Negara-negara yang melaksanakan system nasionalis berbagai Fariasinya. Negara-negara ini  sedang mengalami krisis sekarang. Ketiga, kawasan Negara-negara didunia ketiga yang mengunakan berbagai model campuran dalam melaksanakan pembangunannya.

1.   Krisis yang paling mencolok, seperti dikatakan diatas, dialami oleh Negara-negara yang menganut system sosialisasi.
2.   Bagaimana keadaan di Negara-negara Barat sendiri, Negara yang menganut system kapitalis yang sudah diperlunak melalui  system welfare state, yang katanya sekarang sedang Berjaya? Tampaknya krisis juga melanda Negara-negara ini, meskipun tidak separah Negara-negara sosialis.
3.   Krisis yang dialami oleh Negara-negara didunia ketiga lain lagi bentuknya. Dikrisis kawasan ini bersifat multikompleks.


2.      PERTEMUAN BRETTON WOODS
Pada bulan jiuli 1944, 44 negara berkumpul di sebuah kota kecil bernama Bretton Woods di Amerika serikat. mereka membicarakan kemungkinan untuk menata sebuah dunia yang damai, bebas dari kemiskinan dan perang antar-sesama manusia. untuk mereka dirikan dua lembaga yang akan mempengaruhi pembangunan di banyak Negara di dunia: Interntional Bank for Reconntruction and development. (IBRD, kemudian dikenal dengan nama Bank Dunia) dan International Monetery fund  (IMF, atau Dana Moneter Internasional).

3.      POLITIK BIOSFER
Konsep politik Biosfer ini dia menentang dengan konsep yang selama ini ddijalankan: politik Geografis atau Geopolitik. Menurut Rifkin, politik Geografis ini didasarkan pada konsep Negara kebangsaan, di mana tiap-tiap Negara berlomba sekuat-kuatnya supaya keamanan dirinya bisa terjamin di masa depan. Politik Biosfer yang mmencoba mencari penyelesaian terhadap krisis pembangunan yang terjadi terus menerus di dunia ini, tampaknya masih merupakan konsep pinggiran yang masih belum di terima.

2 komentar:

  1. The Casino at Royal Vegas - Mapyro
    The casino at Royal ì–‘ì‚° 출장샵 Vegas. See reviews, directions, phone number, map, directions, ê±°ì œ 출장안마 and more for The Casino at 구리 출장샵 Royal Vegas, a hotel in 춘천 출장마사지 Las Vegas, NV. Rating: 7.4/10 · ‎21 votes · ‎Price range: $$ 순천 출장마사지

    BalasHapus